Sabtu, 30 Maret 2013

aku bingung....

tak tau dengan semu perasaan yang ada,
kadang cinta itu hadir tanpa kita sadari,
bahkan kadang kita tak merasa jika kita sedang jatuh cinta,
tapi selalu ada rasa takut dan ragu dalam hati ini,
selalu ada tanda tanya besar yang membuat hati semakin bingung,
semua tentang lelaki sungguh tak dapat ku mengerti,
dari setiap ucapan kata yang mereka tuturkan,
apa kata-kata itu tulus?
apa hanya rayuan gombal belaka?
apa kah benar apa yng mereka katakan?
apa memeng aku yang terlalu berlebihan dalam menanggapi hal itu?
sersa bodoh saja aku ini, jika berada dalam masalah cinta,
kini baru ku sadari, bahwa sebuah perhatian itu belum tentu cinta,
dan sebuah cinta itu belum tentu sayang,
dan sayang itu belum tentu cinta,
belajar dari banyak hal, maka mencintai tak harus dengan hati jika tak ingin sakit hati,

Kamis, 28 Maret 2013

Curcol tak disengaja


kadang mencintai itu memang indah,
tapi kadang mencintai itu malah membuat hati kita sakit,
membuat kita menangis,
menghabiskan waktu untuk suatu hal yang tidak penting,
yaitu mikirin orang yang kita cinta yang belum tentu cinta juga sama kita.
tapi kita seakan tak peduli dengan semua yang ada....
melihatnya dari jauh saja sudah membuat hati dag dig dug ser....
apalgi melihat senyumnya yang manis....
eeehhmzzz tambah hanyut saja dalam lamunan...
yah hanya dengan diam aku bisa mencintai...
dan hanya dengan diam aku bisa menyayangi...
tapi semua itu tak sebanding dengan rasa sakit hati kita....
saat dia menyakiti...
saat dia dekat sama teman kita.....

Putih Abu-Abu



Satu kisah telah hadir menggantikan kenangan akan suatu kerinduan.
Suatu Kekosongan telah terisikan  oleh kerinduan akan suatu jawaban.
Waktu yang hadir,
waktu yang pergi ,
dan waktu yang akan kembali lagi.
Seakan menjadikan hidup ini laksana mentari.
Hadir saat pagi menjelang,
ada saat siang memancang,
indah dikala senja,
Dan tenggelam saat malam memanggil.
Setetes embun dirona wajahmu menampilkan indah sinar sang rembulan.
Kicauan burung menyanyikan suara ketenangan,
Untaian kata yang terikat masa,
Menanti hening dikala senja dan menanti peristirahatan beranjak tua.
Waktu adalah teman,
Waktu adalah  musuh,
Ia juga adalah jawaban,
 Ia juga adalah pertanyaan,
Kini waktu telah menjawab semua,
Takkan ada waktu yang berarti tanpa seorang teman,
Takkan ada nilai yang berkesan tanpa ada kehadiran seorang teman,
Takkan ada kebersamaan tanpa seorang  teman,
Kebersamaaan yang takkan pernah berkarat,
Biarpun jarak memisahkan kita,
Biarpun  kehidupan kita sudah sendiri-sendiri,
Biarpun cerita kita  sudah beda tema,
Biarpun  lakon drama kita sudah beda naskah,
Biarpun  kehidupan membawa kita pergi ke takdir yang berbeda-beda.
Detik …
menit …
 jam…
 hari …
 minggu…
 bulan…
 tahun…
 lewat penuh arti,
Entah apa makna waktu bagi perjalanan ini,
Lihatlah , meski semburat putih telah ikut mengusik wajah,
Antara kesetiaan,
Kewajiban dan kodrat ilahi,
Persatukan semua dalam erat genggaman,
Dan bawalah berlari antarkan asa penuh arti yang telah terukir dihati,
Disetiap gores tinta menuju warna pelangi senja hari,
Senyum polos itu akan selalu mewarnai,
Akan tetap erat oleh genggaman dan warna hidup ini,
Kini…
Lusa…
Atau nanti,
 Takkan semua itu berlalu begitu saja tanpa hadirnya teman…

Kehilangan



Detik,
Menit,
Jam,
Hari,
Minggu,
Bulan,
Dan tahun kini pun sudah berganti…
Waktu berjalan begitu singkat tapi berat,
Semenjak kau pergi,
Aku mencoba untuk menjadi diriku sendiri…
Aku menjadi tahu beban hidup ini,
Arti dari kehidupan ini,
Aku sendiri disini,
Aku yang dulu selalu tergantung padamu,
Kini telah sendiri,
Sendiri menapaki jalan hidup ini,
Mencoba untuk menjadi pribadi yang mandiri,
Lihatlah merpati kecilmu ini mulai tumbuh menjadi merpati dewasa,
Yang siap untuk mengarungi bahtera dunia ini,
Jujur aku tak sanggup jika harus sendiri,
Tapi aku mencoba untuk bangkit meski harus tertatih,
Rasa rindu akan pelukan sosok dirimu,
Yang berwibawa, penyayang dan senantiasa aku hormati,
Tak sanggup aku menahan tetes air mata ini...

hati serapuh abu

saat tetes tetes air hujan mulai turun...
memory akan dirimu pun mulai terputar kembali,
secara perlahan semakin jelas,
jelas sejelas jelasnya,
memang tidak mudah untuk menghapusnya,
terlalu lama aku menyayangimu,
sayang yang terlalu mendalam,
dalam setiap lamun bisu,
terlalu tinggi kau membawa terbang hati ini,
hingga hati ini tergantung terkatung katung di atas sana,
terlalu kuat kau mengikatnya,
hingga sulit untuk  melepasnya,
seiring berjalnnya waktu tali ini kian rapuh dan mulai putus,
kau seakan lupa dan tak peduli,
aku disini rapuh dan jatuh...
kau hempaskan hati ini dari ketinggian,
hingga hati ini seamkin rapuh,
mencoba mengobati ini sendiri,
tapi kau slalu datang menambah luka,
luka dihati yang menganga,
tak henti air mata ini mengaliir,
karna hati yana masih rapuh dan luka,
tak ingin mengingat mu terus,
tapi itu sulit,
tolong bantu aku untuk melupakan mu,
pergilah ....